RUHAMA bersama Department Pendidikan PPMI Pakistan: Tanamkan Pentingnya Kecintaan Terhadap Al- Qur’an Lewat Kelas Tadabur Qur’an.
(Islamabad, 22/11/24) Al- Qur’an
menjadi mukjizat yang begitu besar bagi umat Muhammad SAW, karena didalamnya mengandung
hikmah dan kiat untuk mendapatkan kehidupan yang indah, baik di dunia maupun di
akhirat. Lewat Al- Qur’an Allah
menyampaikan syariat kepada hambanya, syariat tersebut bukanlah untuk membebani
melainkan untuk menjadikan hidup lebih baik dan lebih teratur. Namun sangat
disayangkan, fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa Islamabad belakangan
ini, ialah kurangnya perhatian mereka terhadap Al- Quran, padahal Al Qur’an merupakan
penawar dan jawaban atas segala permasalahan.
Rumah Belajar Bersama (RUHAMA), dan juga Departemen Pendidikan PPMI,
mengadakan kelas tadabur Al- Qur’an pada hari Ahad di kediaman Abdurrahman
Qosim, kandidat doktoral jurusan tafsir IIU Islamabad, yang juga merupakan ketua
RUHAMA itu sendiri. Di awal pembukaannya pemateri memulai dengan membagi Al- Qur”an
kedalam beberapa juz, lalu dari beberapa juz tersebut dibagi menjadi beberapa
surat, dan dari surat itu dibagi menjadi beberapa maqati’ yang di
dalamnya terdapat beberapa ayat. “ Jadi, untuk dapat melakukan tadabbur , kita
harus faham maqati’ dari setiap
surat yang ada di Al- Qur’an.” Ujar Abdurrahman yang dismpaikan pada saat
pembukaan.
Kelas dimulai dengan
mentadaburi surat Al-Kahfi, “Di dalam surat ini terdapat 4 maqati’ antara lain, kisah Ashabul kahfi, kisah 2
pemilik kebun, kisah pengembaraan Musa mencari ilmu, dan kisah raja yang
mengelilingi dunia, yaitu Dzulqornain. Dua dari empat maqati’ itu
menjadi pertanyaan yang diajukan delegasi Quraisy kepada Nabi Muhammad untuk
membuktikan kenabiannya”, yang menjadi sebab diturunkannya surat tersebut. Di sela-sela perpindahan maqati’ pemateri mengajak setiap peserta untuk dapat
memaparkan hasil tadabur ayat demi ayat dari setiap maqati’, ini
bertujuan agar peserta dapat melatih dirinya untuk mentadaburi Al-Qura’an
secara mandiri.
Setelah selesai
pembahasan maqati’ kedua perihal kisah 2
pemilik kebun, dan setiap peserta memaparkan hasil tadaburnya masing-
masing. Kelas dilanjutkan dengan pembahasan kisah Nabi Musa yang sangat relevan
dengan kehidupan peserta, sebagai seorang penuntut ilmu, sebagaimana kisah Nabi
Musa didalam cerita tersebut. “Penyakit seorang penuntut ilmu ialah lupa, lewat
berzikir kita meminta agar Allah selalu memberikan daya ingat yang kuat dalam
setiap ilmu yang kita miliki.” Abdurrhman menjelaskan tadabur perihal beberapa
penggal ayat dari maqati’ ketiga. Para peserta pun nampak sangat antusias
mentadaburi pembahsaan kisah Nabi Musa yang sangat relevan dengan
kehidupan mereka, pembahasan terkahir adalah kisah dzulqornain.
Acara berlangsung kurang lebih 6 jam, dan dihadiri oleh 13 mahasiswa dari
total kuota 20 orang. Kegiatan tersebut
berjalan dengan baik dan penuh khidmat, Para peserta berharap agar acara
seperti ini dapat diadakan lebih sering lagi kedepannya, karena interaksi dan
memahami Al-Qur’an merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Indonesia di Pakistan.
Penulis : Farhan Aflah Abdillah
Komentar
Posting Komentar